NARASI KONTRA IBU KOTA NEGARA BARU, APA MOTIF POLITIK DOMINAN?
Jakarta, www.indonesianews.my.id (26-01-2022) - Polemik pemindahan ibu kota negara, muncul dalam beragam opini. Hingga publik harus menerima dampak, setidaknya dari hangatnya perbincangan tentang pemindahan ibu kota, yang telah resmi diundangkan. Namun, perlu diketahui bahwa wacana pemindahan ibu kota negara, sudah lama menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi khususnya.
Ahmad Munir, Sekretaris Forum Alumni PMII UI menyatakan bahwa kajian yang bersifat akademis, berkaitan dengan saran dan masukan pemindahan Ibu Kota sudah lama dan sering dibahas di kampus, bahkan sejak tahun 2008 di UI khususnya, sudah amat sering perbincangan dan wacana pemindahan ibu kota, terutama oleh kalangan akademisi, yang memiliki kepedulian pada pemerataan pembangunan.
“UI misalnya menjadi salah satu kampus yang konsen memberikan wawasan kepada mahasiswanya tentang rekomendasi pemindahan ibu kota, dengan beragam rasionalisasi, salah satunya daya dukung kota Jakarta yang semakin berkurang, juga persoalan di Jakarta yang semakin kompleks, akibat kue pembangunan yang kurang terdistribusi merata.”
“Jadi kalau ada narasi kontra, yang dibangun akhir-akhir ini, tentu dugaan kuatnya hanya motif politik semata. Saya kira, dari sisi demografi, kependudukan, ekologi, perencanaan kota, perencanaan wilayah, juga pemerataan semua mendukung pada upaya pemindahan ibu kota”.
“Tentu ini jalan panjang, tidak mudah dan tidak serta merta jadi, melainkan melalui proses bertahap, sehingga diharapkan dukungan masyarakat yang total, sebagai upaya mempercepat suksesi pemindahan Ibu kota negara Indonesia. Tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat kita pada Jakarta yang telah melayani Indonesia lebih dari setengah abad” Tutur Munir.
Kajian-kajian ilmiah itu, pada akhirnya dapat dieksekusi pada pemerintahan Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin, yang secara tidak langsung sejalan dengan pemikiran para akedimisi di kampus. (red)
Tulis Komentar